Langsung ke konten utama

FALL IN LOVE WITH A BAD BOY

AKUMA DE KOI SHIYOU / FALL IN LOVE WITH BAD BOY

@2012 Anashin
Gramedia/2013
Rp 18.500
4/5 stars


DI judulnya ada embel-embel 'Bad Boy'. Tapi karakter pria yang muncul di covernya tidak berantakan. cuma berdiri dengan posisi cool dengan kemeja yang setengah terbuka. *nosebleed* Jadilah, komik ini terbawa ke meja kasir. rasa penasaran menggelitik hati, di bagian mana pria itu menjadi bad boy? sebab tampilannya di cover tidak sepenuhnya menunjukkan ke bad boy annya.

ringkasan di bagian belakang cover tidak begitu menjual sebenarnya, terlalu umum untuk komik-komik remaja bergenre romance. begini ringkasannya:
cowok yang ditaksir Narumi adalah cowok populer di sekolah. Tapi ternyata cowok itu menyimpan sebuah rahasia!
Melihat kakaknya yang playboy, Narumi yang masih SMA diliputi kebimbangan soal cinta.
Tapikemudian ia jatuh cinta pada Sena-kun, teman sekolahnya yang juga seorang model terkenal. Saat pulang sekolah, tanpa sengaja Narumi mengetahui 'keburukan' Sena-kun!!

Jadi, nama karakter utama pria di komik ini adalah Sena Ryousuke, seorang model remaja yang tengah naik daun. Tentu saja ia tampan, sehingga sema siswi-siswi di SMAnya menggilainya. Eh, tidak-tidak. tidak smeua siswi di SMA itu menggilai Sena-kun, dan dia adalah Narumi. gadis itu hanya mendukung perasaan sahabatnya kepada Sena-kun.

Narumi adalah 'gadis kelas 1 SMP yang masih polos', sebut Kakaknya. Sebab, Narumi yang penyuka komik romantis selalu mengidam-idamkan kisah cintanya berakhir seperti di komik-komik yang ia baca. mungkin karena pengaruh bacaannya itu, Narumi belum bisa melupakan cinta pertamanya waktu SD. jadilah ia hingga sekarang belum bisa menyukai orang lain, ia masih terikat kenangan masa lalunya itu. Di tambah lagi, Kakaknya yang playboy dan seringkali membawa wanita yang berbeda ke rumah membuat narumi sulit untuk menyukai pria.



Namun, ternyata Narumi mulai jatuh cinta pada Sena-kun. Sifat Sena yang lembut membuat hatinya berdebar-debar. Jadi, Sena-kun itu selalu bersikap baik pada semua wanita yang menyukainya; mendengar ungkapan cinta mereka lalu menolaknya dengan cara yang halus sehingga wanita yang menyukainya tidak terluka. Bahkan, Sena-kun menggunakan hadiah yang diberikan oleh para fansnya tanpa rasa malu. Termasuk wrist bergambar konyol yang diberikan Narumi. Wrist itu dipilih Narumi karena sahabat Narumi yang membeli wrist merasa tidak pede dengan pilihannya. Jadilah, Narumi membeli wrist itu agar wrist sahabatnya terlihat lebih bagus. XD Dan Narumi sama sekali tidak menyangka Sena-kun akan menggunakan wrist itu.

Suatu ketika, saat Narumi ingin diam-diam memberikan wrist pengganti untuk Sena-kun, ia menemukan music player milik pria itu. Karena ingin mengetahui lebih banyak tentang Sena-kun, ia pun mencoba mendengarkan musik yang ada di sana.

Dan ternyata, bukan musik yang terdengar di sana. Melainkan.... sesuatu yang membuat Narumi menyesal menyukai Sena-kun. Dan naasnya lagi, Sena-kun memergoki Narumi dengan music playernya!
Di hari-hari setelahnya, Narumi selalu berupaya untuk menjauhkan wanita dari Sena-kun. Bukan karena cemburu, tapi ia ingin melindungi para wanita itu dari keburukan Sena-kun. Namun, saat ia ingin membagi keburukan Sena-kun dengan wanita lain, Sena-kun selalu ada di situ dengan tampang mengancam untuk Narumi.

Tiba-tiba di sekolah, Sena-kun memberitahu Narumi kalau music playernya hilang di taman. Dan meminta Narumi membantunya untuk mencari benda itu. Karena sadar bahwa music player itu mengandung sesuatu yang berbahaya, Narumi pun setuju untuk membantu mencari. Jadilah ia bertugas mencari di sepanjang trek joging di taman sementara Sena-kun akan mencarinya mulai dari rumahnya.

Setelah hampir seharian mencari di cuaca panas, Narumi tak kunjung menemukan benda itu. Tapi, Sena-kun dengan kejam mengirim pesan agar Narumi tetap berusaha mencarinya. Lalu di tengah pencarian, Narumi tiba-tiba sakit perut. Kurasa itu karena ia kebanyakan minum es sewaktu mencari. Ia pun duduk di bangku taman karena tidak tahan dengan sakitnya itu. Lalu, datanglah Sena-kun! Pria itu menuduh Narumi tidak mencari dengan serius, (habisnya ia melihat Narumi tengah duduk dengan gelas-gelas es yang sudah kosong, XD). Namun, saat melihat wajah Narumi yang pucat dan lengan Narumi yang memeluk perutnya sendiri, Sena-kun sadar kalau gadis itu tengah sakit. Narumi tak mau mengaku kalau ia sakit. Bahkan ia berkata, “Sudahlah, ada hal yang nggak bisa kukatakan karena malu!” Karena Narumi tak mau mengaku, Sena-kun menjadi kesal dan meninggalkan gadis itu. Lalu saat Narumi pergi ke toko obat, ia melihat Sena-kun yang tengah bertanya pada kasir mengenai obat pereda nyeri haid. Ternyata Sena-kun mengira Narumi sakit perut karena ... u know what i mean lah...

Lagi-lagi, Narumi luluh pada Sena-kun. Perasaannya yang belum sepenuhnya menghilang, kembali menebalkan eksistensinya setelah ia melihat Sena-kun rela mempermalukan dirinya membeli obat itu untuknya. Namun sayang, saat perasaan itu kembali menegas di hati Narumi, ia harus menerima kenyataan pahit kalau Sena-kun ternyata sama seperti dirinya, belum bisa melepaskan cinta pertamanya... .

Mulai hari ini, aku akan melepaskan Sena-kun yang sangat kusukai. Semoga Sena-kun menemui cewek yang disukainya.

Ah, cinta pertama memang punya pengaruh yang kuat yaa... Dan Anashin – sensei bisa mengolah itu menjadi sebuah cerita yang epik. Aku hampir menangis baca komik ini, setelah tertawa-tawa melihat adegan-adegan yang lucu.

Kenapa komik ini kuberi 4 dari 5 bintang, karena aku rasa judulnya kurang sinkron dengan ceritanya. Karena menurutku komik ini lebih menunjukkan bagaimana Narumi dan Sena-kun menjalani kehidupan dengan bayang-bayang cinta pertama mereka. Di tambah lagi summary di cover belakang, ku rasa mereka bisa membuat ringkasan yang lebih baik, karena ceritanya memang lebih 'sesuatu' daripada ringkasannya itu.


Namun, komik ini tetap direkomendasikan! Just grab this comic and then take a lesson about first love power!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

24 Lukisan Cinta : Hannah *4

Tiga puluh lima menit kemudian, galeri lukis itu dikepung oleh polisi. Aira terduduk lemas di kasurnya ketika mendengar suara sirine mobil polisi. Sementara itu alunan instrument Kenny G di ruan Putera masih terdengar. Nampaknya Putera benar-benar menikmati kegiatannya dan Aira mensyukuri hal itu. Kilasan-kilasan kenangan masa lalu berlarian di benak Aira. Tentang Putera dan dirinya. Kenangan-kenangan itu saling berkejar-kejaran di pikirannya. Aira mendengar pintu depan yang didobrak. Sebentar lagi polisi itu pasti sudah sampai di kamarnya. Tak beberapa lama kemudian, seorang polisi pria membuka pintu kamarnya. Aira hanya menoleh dengan wajah tanpa ekspresi. Ia sudah pasrah, ia tak peduli apakah ia dan Putera akan dipenjara atau tidak. Ia hanya ingin Putera, kakaknya bisa kembali menjadi manusia normal. Ia sudah tak tahan lagi memiliki Kakak seorang psikopat. “Pak Polisi. Terimakasih sudah datang,” ucap Aira sambil tersenyum paksa. Kemudian jatuh pingsan karena tekanan psikis yang s...

24 Lukisan Cinta : Hannah *1

Putera menoleh sekali lagi ke arah pantai itu. Berharap ia bisa menemukan gadis bermata bulat yang sudah mencuri hatinya. Namun sia-sia. Pantai itu masih sepi di pagi buta seperti ini. Angin pantai yang dingin membuat Putra merapatkan jaketnya, ia harus segera pulang. Setelah menghembuskan nafas panjang kekecewaan, ia kembali ke hotelnya untuk berkemas-kemas. Pesawat akan membawanya kembali ke Jakarta tepat jam tujuh pagi. Ia berharap bisa kembali lebih siang. Namun, pamerannya tidak bisa menunggu lebih lama untuk segera dibuka. Putera mengalah pada jadwalnya yang sebagai pelukis terkenal. Ia masih harus menyelesaikan dua lukisan untuk pamerannya yang akan diadakan satu setengah bulan lagi. Sebenarnya, tujuannya ke Lombok adalah untuk mencari inspirasi. Ia tahu Lombok adalah pulau kecil dengan pesona pantainya yang luar biasa dan entah mengapa ingin sekali menggoreskan cat biru muda di atas kanvasnya. Ya, pantai. Seminggu yang lalu ia merasa rindu pada pantai. Pantai yang sebenarnya,...

Selembar Halaman

Wind Up Bird Chronicles   tergeletak di pangkuannya. Terbuka di halaman ke 397. Dia merengkuh cangkir kopi dengan kedua tanganmu. Sesekali, dihirupnya aromanya. Tapi belum juga ia minum kopinya. "Bagaimana? Sudah tau jawabannya?" tiba-tiba ia bertanya. Aku gelagapan. "Ee... bagaimana ya, Mas? Saya kaget tiba-tiba ditanya seperti itu." Ia tersenyum. Sinar bohlam yang menguning jatuh di pipinya yang terangkat saat ia tersenyum. "Pikirkan lagi, ya. Aku tunggu." Aku terdiam. Menatap hamparan gunung Malang di bawah kaki kami, ada lampu-lampu yang berkerlap-kerlip dari kota. Merasakan angin malam yang menampar-nampar wajah. Aku tersenyum perlahan. Ah, Wind Up Bird Chronicles . Sudah sekian lama semenjak aku juga meninggalkanya di halaman ke 397. Kisah tentang sumur dan kucing yang hilang itu begitu menarik, hingga aku tak berani menamatkan novelnya. Bertahun-tahun novel itu berdiri tegak di rak bukuku. Sementara aku masih berimajinasi tentang bagaimana...