Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Ku Tanam Melati di Hatimu

Lembaran langit yang berganti Terbangunlah mentariku Dan kutanam melati di hatimu Wanginya semerbak di senyummu Mentariku terpancang di langit Melatiku bertumbuh di hatimu Dan wanginya tergenggam di tatapan matamu Semburat-semburat merah mulai terlukis Melatiku mencoba bertahan di hatimu Wanginya mulai meremang di nada lembahmu Warna hitam mulai melembar langit Melati itu mulai meranggas Wanginya bersembunyi di ujung bibirmu Satu lembar hari tertutup Melati itu layu, terkubur di hatimu Esok, Tak ada lagi hariku yang wangi

Kosong

Hatiku nanar tanpa tujuan Ketika lamunan melukis di mataku Pergi bersama satu kisah khayalku Bersamamu Memori yang menapak, berdebu di jiwa kecil yang rapuh ini Mengumbar bayang-bayang semu Membayang, selalu di sudut hatiku Kosong bukanlah nol dalam matematika Tapi kehampaan rasa selalu menjalar ke nafasku Berdetak pelan Lucutan kenangan Entah kemana mereka terbang Bersembunyi di sela-sela karang Aku kosong Kosong Dan semua hilang

Senja

Merah mencoreng langit Terplakat, plakat kelabu Bias yang tertarik Menciumku tepat di kening Lagu di atas awan Bersarang di sudut hatiku Simpan ia, simpan itu Satu kerjap nakal di barat, Satu kabar dari ufuk pagi Terpaut janji tuk mengupas rindu Senja, aku cinta padamu

Bebas

Seperti kaisan pasir Terburu buih di masa bulan Tak pernah stabil Sembah sapu raya Denting-denting waktu Terkepal-kepal dalam genggaman Aku bernyanyi bersama rintihan gurun Yang tak kunjung tersirami hujan Aku berdetak bersama mentari Yang tak pernah padam Sayap-sayap kecil terukir di jemariku Menjadi penunjuk mimpi Yang mulai menjalar ke punggungku Senyumku tak bebas Tapi ragaku tak terbatas Menyeru di atas deruan debu Menoreh lagi titik-titik kelam kota kelabu Terbang Terbanglah...

Malam Hangat untuk Aira

Makasih Tuhan, Engkau membawa bintang-bintang itu bermain di atas sana Bersama Ibunda Bulan Udara malam ini juga terasa hangat Aspal yang kasar berbaik hati pada Aira Tidak lagi menambah luka di kaki Aira _kaki-kaki kecilnya_ Tuhan, Engkau begitu baik malam ini Tak ada mobil satpol PP melintas Jadi, Aira tak perlu berlari dengan perut lapar ini Tuhan, walaupun korannyanya hanya terjual 2 buah Aira sangat berterimakasih pada-Mu Karena malam ini sangat indah dan hangat Seperti pelukan Ibu Aira Tuhan, Aira ingin Tuhan juga baik pada Ibu Aira malam ini, Besok dan seterusnya Sampaikan salam Aira padanya Beritahu Ibu kalau Aira kangen Ibu Tuhan, Tolong beritahu Ibu Aira kalau Aira baik-baik saja Aira sudah tak menangis lagi walaupun tak pernah bertemu ibu seminggu ini Beritahu Ibu, kalau Aira sudah bisa jual koran sendiri Dan Aira tak menangis... tak menangis lagi Aira tak mau koran-koran Aira basah

Meragu

Bersama waktu yang terus bercerita Aku dipertemukan denganmuang Manusia setengah malaikat, begitu aku menyebutmu Tampan bersahaja denngan bunga mawar di sudut senyumanmu Bersama matahari yang melihat langkah kita Terus melangkah ke ujung jalan rumahku Dengan tanganku dalam genggamanmu Hangat, manis Bersama angin yang mendengar kita Angin yang yang mengumbar tentang suara merdumu Ya, kau terus bernyanyi sepanjang malam Bercerita tentang kita, ku kira Aku, Tersenyum di keping hatiku Mencoba untuk terus menahannya agar tidak terjatuh Ketika aku menyebut kenangan itu Mengingat hari itu Karena ku tahu kau tak mengenal kata setia

Katakan Itu Aku

Bulan, menggantung di ujung langit yang hitam Merangkai lagu tidurnya Bintang terbang dengan buai angin Bersinar di konstelasi-konstelasi mereka Lama nian kau duduk di batu itu Memandang lembar langit malam Di langit itu ada aku Katakan iya! Ah, kau hanya tersenyum

Embun Pagi

Ku nantikan tarian kecil hujan Bersama senyummu .I Jika surat tak hanya sekedar selembar kertas maka suratku itu akan terus bernyanyi untukmu Tentang sebuah kehilangan dimusim panas .II Rintik hujan yang meluncur dari awan Terus mengalir ke parit, ke sungai dan ke laut Terkadang meresap ke dalam batuan Seperti darahku untuk lagumu .III Aku merindu pada awan hitam itu Aku rindu gelegar guntur Seperti kerinduanku pada dirimu di genangan air hujan Bersama hujan ka datang Membawa lebih dari 1800 detik senyuman Bercerita tentang Swedia, India, Monako .IV Mentari, Ya, kau diuapkan mentari Embun pagiku

TANPA SAYAP

Rembulan memucat di pinggiran malam Oz, sayapnya (milikku) menghilang Di balik ilalang dan jalan berdebu Mungkin terselip di antara buku-buku Sayup-sayup angin bernyanyi sendu Menusuk tulang rusukku, di mana kau tersimpan dalam-dalam Mematahkan pinggiran rasa yang kusimpan untukmu Oz, Sayapku hilang bersama rindumu Entah tenggelam atau membumbung di tengah-tengah dunia Menekan suaraku untuk menyapamu Menatap mata lautmu Aku ingin terbang, Oz Bersamamu Namun sayapku lenyap, tertelan waktu Tolong topang aku Sayap-Oz Kalian menari-nari di rerumputan Memanggil-manggil ku, tak jelas Meminta untuk di temukan

Cinta, Hujan dan Kamu

Mendung Mendung Gerimis Hujan Kamu Kamu Kamu... Titip rindu lewat facebook Kau bilang sakura sedang mekar Langit cerah, kering... Apa hatimu juga? Kau bilang tidak Mendung Aku suka mendung Karena ia akan membawa hujan Dan hujan akan menyiluetkan dirimu Titip rindu lewat email Kau bilang matahari bernyanyi di sana Langit bersih, panas Apa hatimu juga? Kau bilang tidak Aku cinta hujan Ketika air-air yang turun membawa aromamu padaku Membuatku merindukanmu Yang selalu berlari menembus hujan Kau kirimkan sebuah pesan Di sana hujan turun Bersama senyumanku