Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

LATE "HAPPY BIRTHDAY" 2

WHAT SHOULD I DO? 7 April. Jam dua siang waktu Jepang. Suhu musim semi di Jepang benar-benar bersahabat bagi orang Indonesia. Bunga-bunga sakura yang bermekaran, memanjakan mata para pelancong. Waktu yang tepat untuk berjalan-jalan! “Hei! Jangan menarik perhatian orang dengan ekspresimu yang seperti itu!” Rio mendelik pada pria bersweater cokelat yang berjalan di sampingnya. Sementara itu, orang dimaksud hanya terkikik kecil. Ia memasukkan kotak beludru biru ke dalam ranselnya. “Maaf. Maaf. Tapi apa wajahku jadi seaneh itu?” Rio memperbaiki kacamatanya yang sedikit turun. “Ekspresimu itu seperti kamu menggantungkan hidupmu pada kotak itu. Kamu memandangi kotak itu tanpa berkedip semenjak kita keluar dari toko. Beruntung kamu tidak menabrak tiang listrik,” jawab Rio. “Yeah, you know what’s going on my head.” “Eww...” Rio mengibas-ngibaskan tangannya. “Stop it. Pervert man!” “Apa? Apa yang aku lakukan?” “Ah, sudahlah,” Rio mengibas-ngibaskan tangannya

LATE "HAPPY BIRTHDAY"

Telat ya, Ka? Telat banget malahan. :" Maaf ya, saya sengaja kok. *eh* May I be someone special for you as the latest person? :3 Karena jarak, ini yang bisa saya kasih. I write it happily. Selama ini saya ngasih kamu naskah karena kamu minta. But now, lemme' give you my script as your birhday present. Semoga nggak mengecewakan. Happy reading, darl~

DESTINEE

“Hei, sekarang jam berapa?” “Setengah enam. Mau pulang?” “Tidak. Gambarku masih belum selesai.” “Oh ya, bukannya besok kamu ada kuis kalkulus?” “Hih. Shut your mouth and mind your own business, Efraim. Jangan ganggu aku!” “Oke.” “By the way, skripsimu bagaimana?” “Apa? Aku tidak bisa mendengar suaramu.” “Dih!” Ruina memutar bola matanya ketika melihat headset ipod miliknya sudah ada di kuping Efraim. Sementara ipod yang duduk manis dipangkuan Ruina dalam keadaan mati, tak ada lagu yang terputar. Namun pria itu mengangguk-anggukkan kepala seperti kepala ayam saat berjalan, mengikuti irama delusi di pikirannya. “Stupid, boy,” gerutu Ruina dalam hati, lalu kembali melanjutkan gambarnya.