Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

KALEMBO ADE

Perjalanan menuju Nggembe tak pernah semulus ini. Angkutan umum yang biasanya memaksa merajai jalan dengan mesin rongsokannya tak muncul satupun. Jalanan rusak sepanjang tambak garam juga baru saja diperbaiki. Kambing-kambing duduk dengan tenang di tepi jalan, tak ada yang menyebrang sembarangan sebagaimana hakikat mereka. Agustus hampir selesai, dan musim masih kemarau. Cucian yang kujemur sore tadi hanya perlu diangin-anginkan sebentar sebelum akhirnya berjubel di keranjang setrikaan, -yang selalu penuh-. Kegiatan mencuci selalu menyenangkan di musim panas. Namun tidak dengan menyetrika, terlalu panas dan terlalu lama. Tentu saja setelah aku berhasil mencari-cari alasan untuk menumpuk pakaian kusut di dalam lemari. " Sebune, Ma ?" Seorang Ibu dengan kantung mata yang mencapai pipinya tersenyum dan berkata, " Dua riwu, anae ." Tampaknya si Ibu sudah kehabisan tempat teduh di cabang Donggo. Ia dan lapak kecilnya bertengger di jalan yang berdebu dan bermandik